Dua sinar
Dua sinar ini sama cerahnya
Yang satu telah lama mengisi
Yang satunya telah lama bersinar
Dan aku tanpa sadar tiada pernah memperhatikannya
Sampai ketika hari itu silaunya datang tepat di depanku
Seakan ingin menyadarkanku yang tak urung melihat sinar-sinar itu
Kemudian aku memandang ke arah cahaya pertama berada
Suatu sinar yang begitu berwarna
Namun tak pernah kukenali
Maka aku berusaha menghitung ada berapa jumlah warna disana
Dan sementara aku menghitungnya, tanpa terasa cahaya keduapun datang
Jika yang pertama memanggilku dengan sinarnya, kali ini berbeda
Dia bukan hanya menyilaukanku untuk melihatnya
Tapi juga memberikan rasa panasnya, yang membuat aku memperhatikan dan mencari tahu cahaya apakah itu
Lalu aku mulai melihat dan merasakan
Bukan hanya terangnya, tapi juga hangatnya
Sementara itu, aku masih sering melihat lagi cahaya pertama
Adakah mereka benar-benar sama?
Atau adakah diantara mereka sesuatu yang bisa aku pertimbangkan?
Nyatanya terang dalam cahaya selalu membuat aku tak mampu melihat apa yang ada di dalamnya
Ya, tanpa sadar mataku terlalu sakit untuk memaksakan diri menembus cahaya itu
Mungkin karena itulah aku memilih waktu yang menunjukkan kepadaku kedalaman cahaya itu
Sebab waktu akan mampu memudarkan yang begitu terang, dan juga mampu menerangkan yang begitu pudar
Dan dengan begitu, aku akan mampu melihat segalanya dengan lebih baik
Tak lupa kutanyakan pada pencipta cahaya itu, sebab pemiliknya selalu mengenal ciptaannya jauh lebih dalam
Semoga saja aku tidak tertipu, ataupun juga terhasut akan kesilauan
Komentar
Posting Komentar