God's Child



Bagi teman-teman kita di luar sana yang sedang menderita, yang karna jabatan dan panggilannya ingin membenarkan dunia yang bobrok ini kepada kebenaran namun justru dituntut, kepada mereka seharusnya kita memberikan kekuatan. Mintalah kepada Tuhan supaya mereka dikuatkan untuk terus berpegang pada kebenaran, bahkan bisa terus taat mempertahankan kebenaran sampai mati. Jangan meminta perkara yang mudah, sebab memang kita dipanggil menjadi benar bukan ketika semua orang mendukung, tapi justru ketika semua orang menolak kebenaran itu. Ingatlah bahwa kita dipanggil menjadi terang dan garam, memberi cahaya di tengah kegelapan, memberi rasa bagi dunia yang tawar dan merasa hambar. Kepada mereka itulah kita dipanggil.

Jika ditolak, bagaimana? 

"Jikalau dunia membenci kamu,   ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu   dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya.   Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu ; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.”

Itulah konsekuensi menjadi pengikut Isa Almasih. Jangan berharap sesuatu yang mudah dan jangan jadi pasukan murahan yang hanya ingin mengikut Ia ketika dalam keadaan tenang dan penuh dukungan. Selain itu, kita juga sama sama perlu sadar, bahwa sebagai manusia kita tidak luput dari kesalahan, masing-masing dari kita selama di dunia ini masih berjuang untuk bisa melawan dosa dan keinginan daging kita. 

“Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. “

Itu sebabnya, jangan pernah mengagungkan manusia lebih daripada Tuhan. Tugas kita sebagai sesama orang percaya ialah saling mendoakan, bertolong-tolongan dan menegur dalam kasih ketika saudara kita melakukan kesalahan. Mendukung bukan berarti mendewakan dan menegur bukan berarti berhenti mengasihi. Daripada mencaci lebih banyak, baiknya kita berdoa lebih banyak untuk hal-hal yang terkadang tidak mampu kita lakukan.

“Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.”

Terkait juga ketika ada pelarangan beribadah, kiranya kita makin mengerti bahwa akhir zaman makin mendekat, dan memang itulah yang akan terjadi di akhir zaman. Tidak perlu menghadapinya dengan arogansi. Mempertahankan hak dan menabur kebencian tentunya dua pilihan yang berbeda, jadi kiranya Tuhan menganugerahkan kita hikmat untuk menyampaikan pandangan kita dengan tepat tanpa melukai sesama. Selain itu, daripada sibuk mencaci di sosial media, kita yang masih memiliki kesempatan beribadah, marilah datang ke ibadah. Jangan sibuk menuntut mereka bisa beribadah sementara kita sendiri nyatanya kerap menjauhkan diri dari persekutuan, masih sibuk urusi denominasi gereja mana yang benar dan menolak mereka yang ingin datang kepada Tuhan hanya karena beda aliran denominasi. Denominasi itu baik jika dipakai dengan tepat sebagai jalan menghantar kita pada Tuhan, tapi jangan dewakan denominasi sampai lupa bahwa Tuhan mengatakan hukum terutama ialah mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. 

Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara,  demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu  dan sehati sepikir.  Sebab, saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga  Kloe tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu. Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus.  Atau aku dari golongan Apolos.  Atau aku dari golongan Kefas   . Atau aku dari golongan Kristus. Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus? Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorangpun juga di antara kamu yang aku baptis selain Krispus dan Gayus, sehingga tidak ada orang yang dapat mengatakan, bahwa kamu dibaptis dalam namaku. Juga keluarga  Stefanus  aku yang membaptisnya. Kecuali mereka aku tidak tahu, entahkah ada lagi orang yang aku baptis. Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis ,  tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat  perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia.”

Bersamaan dengan ini, saya mengajak kita semua makin memahami ajaran Tuhan dan Juruselamat kita dan mengaplikasikannya dengan setia dalam hidup kita. Jika kita masih tidak mau berkorban demi Kristus yang telah lebih dulu memberikan nyawaNya bagi kita, mungkin kita perlu berdoa dan merenungkan kembali siapa Kristus bagi hidup kita. Adakah Ia sunguh-sungguh menjadi Tuhan dan teladan bagi kita?

“Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia  harus menanggung banyak penderitaan   dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat,   lalu dibunuh   dan bangkit  sesudah tiga hari.  Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis,  sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya   dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.  Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun  akan malu karena orang itu  apabila Ia datang kelak   dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."

Menutup tulisan kali ini, saya ingin sekali lagi mengingatkan tiap kita untuk merenung. Adakah kita sungguh mengasihi Tuhan dan sesama. Adakah sungguh-sungguh Tuhan dan bukan egoisme yang kita terus perjuangkan? Mari merenung sejenak dengan membaca ayat ini

"Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia   dan bencilah musuhmu.  Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak   Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu?   Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. "

Kebenaran itu tidak muncul sendiri, kebenaran itu harus diberitakan. Jika kita tidak menyampaikan kebenaran, mengapa berteriak ketika segala sesuatunya menjadi salah? Sampaikanlah kebenaran dengan menjadi benar dan tidak memihak sambil mempraktikkan kasih.
Salam perdamaian dan cinta kasih. Tuhan memberkati!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Dia, Diubahkan, dan Hidup Bagi Dia

Kau terlebih rindu

To be Yours