Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

Menjadi Utuh

Kita seringkali berbuat kesalahan meski telah terus berusaha untuk berhenti melakukannya Tanpa alasan pasti, dan kadang justru karena alasan bodoh Tapi seakan jatuh lagi dalam kesalahan yang sama Ketika menyadari kejatuhan, mungkin beberapa diantara kita kemudian menyalahkan diri Membenci apa yang telah kita lakukan dan memilih mengasingkan diri karena merasa gagal Atau untuk waktu tertentu yang berbeda Dibalik rasa bersalah yang kemudian memepersalahkan diri Membuat kita kemudian buta bahwa kita memang manusia Manusia, yang tak luput dari kesalahan dan dosa Tanpa sadar, kita juga turut membiarkan orang lain menanggung kesalahan yang kita lakukan Karena terlalu takut gagal, terlalu takut dipenuhi rasa bersalah sendirian Beberapa orang menjadi sasaran dan kambing hitam Disalahkan, untuk bisa menemani kita dalam rasa bersalah yang ada Mungkin itu mengapa banyak orang besar mengatakan perbaiki diri dulu, baru bisa memperbaiki orang lain Karena aku belajar, bah...

BersamaMu

Gambar
Mungkin inilah yang paling sulit dalam hidup Menapaki kisah dimana jalan yang harus ditempuh sebenarnya tak sesuai ingin dalam hati Memimpikan berjalan diantara hamparan bunga dan angin yang sejuk Tapi nyatanya harus melewati padang gurun dengan teriknya yang menyakiti kulit Nafaspun menjadi sulit karena terhalang debu Debu yang bertaburan karena angin terus bertiup dan langkah harus tetap berjalan Kemudian tanpa sadar membuat debu debu melayang di udara matakupun pedih menahan kesakitan karena debu yang masuk Akupun bertanya, haruskah Tuhan? haruskah lagi-lagi aku yang menghadapi semua ini Aku, lebih mudah menahan sakit jika itu datang padaku Itu jauh lebih menenangkan dibanding melihat orang yang kusayangi menderita Seseorang yang telah menjadi tumpuan hidupku selama kurang lebih dua puluh tahun Bukan sekali, berulang kali aku meminta kepadaMu Mengapa jawaban itu tak kunjung datang? Tak cukup berartikah air mata dan kepedihanku di mataMu? Tak cukup terdengarkah teriak...

Ia tak menuntut

Aku tak tahu kenapa bertahan Kenapa tak pergi dan kenapa terus peduli Kepada mereka yang bahkan tak kunjung berubah Aku tak tahu kenapa meski menangis masih terus melangkah Bahkan meski goyah Masih terus menapakkan jejak aku ingin pergi Sangat ingin pergi Karena semuanya sudah semakin melelahkan Menghantam jiwa yang terlalu rapuh ini Hingga harus meneteskan air mata Air mata yang tidak sedikit Kecewa yang pahitnya mengerutkan hati Seakan aku tak punya kesempatan bernafas aku hampir gila karena semua ini karna kasih itu Kasih yang masih terus mengasihi sekalipun tersakiti Bisakah aku meninggalkan semua ini? Sanggupkah aku untuk pergi Jika Engkau sendiri memintaku untuk tinggal?