Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Pergi

Beberapa orang sibuk, terlalu sibuk menolong orang lain bahkan sampai lupa menolong dirinya sendiri Kekhawatiran ini mulai muncul, terasa begitu memedihkan ketika melihat mereka yang kita sayangi menderita Tapi alih-alih memberi diri ditolong, beberapa orang melakukan caranya sendiri untuk menolong diri mereka Sementara dalam pertolonganlah kita sungguh mendapati relasi yang sebenarnya Kasih, yang menolong dan menerima Kasih yang bahkan tak rela membuat orang yang kita kasihi menderita Aku kemudian teringat, mungkin seperti itulah Allah Menjaga kita dengan kasih-Nya, melindungi kita dari kesalahan pilihan yang kita buat Karenanya, kita seakan-akan merasa terkukung, merasa tidak bebas, dan merasa tidak mandiri Tapi sebenarnya Allah hanya ingin bahwa kasihNya dirasakan oleh setiap anak-anakNya Tanpa pamrih dan karena cinta-Nya bagi kita Semata-mata demi menjaga kita agar tidak melangkah ke jalan yang salah dan yang menyiksa kita Adakah kita memilih untuk tinggal dalam kasih...

Hold On

Bertahan menjadi pilihan yang sulit ketika seakan tak ada tanda yang pasti untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan Kemudian banyak orang berkata sebelum segala sesuatunya jelas, jangan memulai Dengan ketakutan gagal, banyak orang memilih mundur dibandingkan berjuang untuk sesuatu yang diinginkan Kita, sering lebih memilih kehilangan sesuatu dibandingkan harus malu ketika gagal mendapatkan Tapi yang lebih bodoh dari semua itu adalah karena kita tidak mencoba Kita mungkin hanya mengira-ngira, lalu ketika semua seakan memaksa mundur, kita benar-benar menyerah Meski sebelumnya kita meyakini, meski sebelumnya kita punya passion akan apa yang kita impikan Hampa, karena semua keyakinan mati seiring waktu Itu sebabnya aku tidak pernah percaya dengan kata.... Aku hanya percaya pada waktu dan tindakan -semua hal bisa hilang seiring pengabaian-

Missunderstanding

Kemarahan, dendam dan segala pikiran negatif telah merasuk dalam diri Melumpuhkan yang seharusnya berjalan dan membutakan mata yang harusnya bisa melihat Kedalaman hati orang, siapa yang tahu? Tapi sudah terlalu banyak argumen dan penilaian didengungkan bahkan sebelum mengenal dengan utuh Akibat pernyataan dan perasaan tak bertanggungjawab, sudah terlalu banyak orang terluka Ketika merana dan mempertanyakan, seakan tak temu jawab Bukan karna tak bisa dijawab Tapi karna tak ada yang peduli Kelak, ketika pribadi itu sudah meronta kesakitan dan tak kuat lagi Ketika ia memutuskan untuk melangkah dan menempuh jalannya sendiri Mungkin orang di sekitarnya baru sadar Tapi ia sudah terlalu jauh melangkah sehingga tak mungkin lagi kembali Kadang hidup sekeras itu Tapi juga sesepele itu Tak bertemu solusi karna bahkan tak berusaha tahu apa penyebabnya Sulit menemukan orang yang mengerti dan memahami Karna terlalu banyak yang ingin dimengerti dan dipahami