Slowly

Saya sempat merasa dan terjebak dalam pikiran bahwa lama itu selalu terkait soal tak ada usaha, atau tak ada kegigihan yang pasti
Sampai saat yang cukup lama saya terus merasa bahwa memang waktu yang lama itu sama sekali tidak menyenangkan
Terbiasa cepat, terbiasa ingin segala sesuatu jelas dalam waktu saya, membuat saya tidak terlalu terbiasa harus berproses lama
Tapi makin kesini saya makin sadar
Sadar bahwa saya sering kehilangan banyak hal justru karna terburu-buru
Seperti layaknya orang yang membawa air dalam wadah sambil berlari
Cepat memang, tapi kala sampai isi air itu telah banyak terbuang begitu saja, bahkan bisa jadi kosong di garis akhir
Kemudian saya menemukan kembali pelajaran baru yang bisa saya syukuri
Bahwa tak selamanya berjalan lambat itu berarti dekat dengan kegagalan
Ada kalanya berjalan lebih lambat membuat saya dapat melihat hal-hal yang terlewat ketika saya berlari
Ada kalanya berjalan lebih lambat membuat saya jauh menikmati proses yang ada dan lebih mampu bersyukur ketika sampai di garis akhir
Ada kalanya berjalan lebih lambat mengajarkan saya untuk menikmati apa itu ketenangan di dalam Allah
Saya kembali menikmati jelas kala firman berkata bahwa dalam kelemahan saya kuasaNya sempurna
Ternyata tetap menyenangkan sekali berjalan lebih lambat meski saya terbiasa berlari, dan itu karna saya mengetahui Ia menyertai perjalanan saya..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Dia, Diubahkan, dan Hidup Bagi Dia

To be Yours

Kau terlebih rindu