Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

God's way

Parasnya mungkin lebih indah, secara kasat mata ia mungkin lebih layak kau ingini Tapi kala Tuhan menetapkan rasa ini ada justru diantara kita, mungkinkah ini bagian dari rencanaNya? Aku menyukainya, menyukai caramu yang memandangku bukan hanya sekedar karna rupa dan paras Iya, karna itu bisa sirna kapanpun harus lenyap Tapi mungkin yang tinggal ialah kasih, pengharapan dan iman Kasihku padamu tlah teruji, meski banyak godaan datang Karena semenjak hati ini memilihmu, ia tak pernah berpindah meski sempat hampir goyah Pengharapan ku kepadamu juga tak datang begitu saja, aku yakin karena aku tahu Ia menjagamu untukku Itu sebabnya aku tak takut kala ada wanita lain di sampingmu Aku tak gelisah, karena ku tahu Tuhan tetapkan hatimu untukku Iman ini yang menjaga kita Menetapkan kita bisa saling setia meski tergoda dan teruji banyak hal Karena pertanggungan jawab kita bukan hanya untuk kita, tapi juga kepadaNya, yang menganugerahkan kita sebuah rasa untuk dijaga...

Melangkah lagi

Sepertinya memang tak akan mudah melalui perjalanan ini Menempuh langkah yang panjang saja masih belum cukup membuatku sampai Nyatanya apa yang kupikirkan ternyata tak sedalam yang sebenarnya Mungkinkah ekspektasiku yang terlalu rendah? Sepertinya iya, karena aku mulai merasa sanggup, mulai merasa aku bisa dan aku dapat Tapi sebenarnya mungkin tak begitu Aku mulai mengerti bahwa segala sesuatunya adalah anugerah Anugerah yang memampukanku memandangMu Anugerah juga yang membuatku dapat melihat seperti Engkau melihat Lalu apa yang dapat aku banggakan? Seakan tak ada.. Iya, apa yang dapat ku banggakan sementara semuanya hanyalah titipan? Tak ada satupun yang dapat kupertahankan bahkan dalam genggaman sekalipun Sebab seumpama pasir titipanMu itu, yang kala kugenggam jauh lebih erat justru lenyap Tetesan air matapun rasanya tak mampu menggambarkan apa yang kurasa kali ini Rasa hampa yang datang karena kehilanganMu Aku benci rasa ini Kembalikanlah aku kiranya...

Bukan yang pertama

Jangan jadikan aku yang pertama untukmu, karena aku tak pernah pantas untuk jadi yang terutama Tempat utama di hatimu masih harus terus Tuhan, harus terus Dia, sebab Dia lah yang berkuasa menjagamu, bahkan menjagaku kala engkau mengkhawatirkanku Ketahuilah aku tak pernah pantas kau berikan takhta dan ekspektasi kesempurnaan, karena aku punya bakat menghancurkan ekspektasimu dengan segala ketidaksempurnaanku Diam dan tenanglah, berdoalah, mungkin hanya cara itu yang harus kau lakukan untuk menjagaku Sebab jika Allah berkata ya, maka hatiku akan tertuju padamu Tapi menempatkanku di atas Allah, bukankah justru akan membuatku hilang? Ya, karna aku lebih baik hilang dan lenyap daripada harus melenyapkan ketaatanmu kepada Allah Berjalanlah bersama dalam ketaatan, dan pada masa itu aku akan bertahan denganmu Tapi jika taat itu menghilang karnaku, tak lama lagi mungkin aku akan hilang untuk selamanya..

Heal

Mungkin nyaman menikmati masa masa tenang, masa masa dipimpin Allah dan tak perlu mengkhawatirkan banyak hal Dan di masa masa seperti itu, bersyukur memang menjadi hal yang cukup mudah meski masih termasuk sulit Tapi setidaknya secara logika, ada alasan masuk akal untuk bisa berterimakasih Ada bukti yang dapat dilihat, dan yang pasti itu nyata Nyata karna dapat dilihat oleh mata, diraba oleh tangan, dan bukan hanya sekedar dapat dirasakan Tapi kini, ketika tantangan datang, mungkinkah aku masih dapat bersyukur? Jika seorang ibu yang melahirkanku, yang membesarkanku dan yang mendidikku hingga saat ini harus menderita kesakitan Adakah aku bisa terus berterimakasih dan mengimani Sang Pencipta? Aku mulai menangis lagi, aku mengakui betapa lemah dan rentannya aku Aku mengakui bahwa aku meragukanMu, meragukan kebaikanMu, meragukan bahwa Engkau benar-benar tahu apa yang terbaik dan menyediakannya bagiku Karena nyatanya seorang yang kukasihi kin harus menderita Tapi adakah kenyataan...

Menanti

Bukan satu atau dua kali aku mendapat kesempatan Kesempatan untuk membuktikan segala sesuatunya Tapi entah mengapaa hati ini semakin gelisah Meski sebenarnya itu menyenangkan Menyenangkan untuk bisa membuatmu tahu aku mengasihimu Menyenangkan untuk bisa tahu bahwa kau bahagia dalam semua perhatianku Tapi itu bukan cara terbaik menjagamu Masa menanti membuat aku menyadari Bahwa mungkin tak seharusnya aku memberi sesuatu yang lebih Bahkan meski aku peduli, meski aku ingin ada di sampingmu Masa menanti mengajarku untuk percaya Bahwa Tuhan yang akan menjagamu untukku Bahkan meski aku gelisah ketika kamu diruntut kesedihan Aku tenang ketika menyebutmu dalam doaku Karna aku selalu tahu bahwa Ia sanggup menjagamu lebih dari aku Dan semua ini menenangkanku untuk tetap menanti

MenemukanMu

Ada begitu banyak alasan untuk berhenti, untuk berbalik, dan untuk meninggalkan semuanya Semua yang terasa menyita begitu banyak waktu, yang seakan tidak menyisakan kesenangan sedikitpun Meski tiap melakukannya aku senantiasa dilanda sejahtera Tapi nyatanya itu semua tidak cukup untuk membuatku sadar, bahwa diri ini milik Allah Kerap jatuh, terluka, marah, benci, kecewa, merasa semua tak adil Aku ada dimana? Seakan ku bertanya dalam pandangan yang seolah hampa Hampa karena kurasa Kau tak melihat semua gelisahku, tak melihat semua khawatirku Dan bahkan meski aku menangis disini, sudikah Engkau untuk sekedar melihatku Aku jera dengan semuanya, semua yang membuat aku seakan kehilangan diriku yang sebenarnya Mengapa tak ada lagi kasih? Mengapa semua jadi seakan dibuat-buat? Akukah satu-satunya yang bersalah atas semua ini? Atau Engkau yang terlalu diam? Yang diam ketika aku berlari terlalu jauh? Tidakkah Engkau menginginkan aku kembali? Lalu mengapa semua ini har...

"Kahlil Gibran"

Sukacitamu adalah dukacitamu yang tak bertopeng lagi. Dari sumur tempat asal tawa riangmu, seringkali dahulu berisi air matamu, Bagaimana bsa lain dari itu? Semakin dalam dukacita mengukir kehidupan dan pribadimu, semakin besar sukacita yang dapat kamu muat, Bukankah cangkir yang berisi anggurmu adalah cangkir yang dibakar di tungku pembakaran? Bukankah gambus yang menenangkan jiwamu itu dibuat dari kayu yang dilubangi dengan pisau-pisau? Ketika kamu bersukacita, selidikilah hatimu dalam-dalam dan kamu akan mendapati bahwa hanya hal-hal yang telah membuatmu sedihlah yang sedang memberikan sukacita kepadamu. Ketika kamu berdukacita selidikilah kembali ke dalam hatimu, dan akan kaulihat bahwa sebenarnya yang sedang kauratapi adalah yang pernah menyenangkanmu. Beberapa dari kamu mengatakan, "Sukacita lebih besar dari- pada dukacita," sedang yang lain berkata, "Tidak, dukacita lebih besar." Tetapi aku berkata kepadamu, mereka t...

Kasih tak menuntut

Ketidaksempurnaan, entah mengapa mudah sekali terlihat di dalam diri orang lain Mudah terlihat dalam diriku juga, tapi mungkin hanya ketika aku berkaca Nyatanya, itu lebih mudah dilihat jika melalui mata Namun ketika aku merasakannya, aku mulai menemui sesuatu yang lain Selalu ada alasan di balik ketidaksempurnaan Yang kerap ku abaikan karena emosi semata Mulut ini jadi jauh lebih cepat berkata-kata Meski seharusnya tidak Pikiran ini jadi jauh lebih cepat mengoreksi Meski kadang belum tahu sebabnya Aku lebih banyak peduli dengan yang terlihat, bukan pada apa yang tak terlihat Tapi hari ini aku belajar lagi dari Nya Ya, mengapa Ia sanggup mengasihi dengan sempurna Mungkin karna Ia melihat yang tersembunyi, bukan hanya yang nampak Sehingga tak ada yang Ia anggap begitu hina sekalipun telah jatuh terlalu dalam BagiNya, setiap pribadi begitu berharga Sesempurna Pribadi itu, mengasihi pribadi pribadi yang sangat tidak sempurna Mungkinkah ku temui pribadi yang bisa sama sepe...

Lilitan duri

Betapa sulitnya aku memastikan ada dimana aku sebenarnya saat ini Merasa, tapi berpikir, dan entah mengapa dua duanya kembali bertolak belakang Aku berpikir semua yang terkait masa lalu, tapi merasa akan apa yang ada di masa depan Entah kenapa semuanya justru jadi berputar dan terbalik Iya, aku juga tak mengerti dan tak tahu bagaimana harus memilih Entah logika ini yang jelas terpana akan kenyataan Atau justru harus terlibat dan terlilit lagi soal rasa Jika saja aku bisa memilih dan membuat rasa ini sama dengan logika ini Mungkin pilihan satu itu akan jauh lebih menawan dan patut dinantikan Tapi mengapa hingga kini, masih rasa yang ada di tempat ini? Mungkinkah ini jalanNya? Atau aku yang telah terlalu buta karena rasa...

KasihMu memberikan segalanya

Banyak tahu tanpa sadar telah membuatku menjadi banyak ingin bicara Di dalamnya aku menemui diriku menganggap bahwa aku telah menjadi jauh lebih baik Meski sebenarnya pernyataan itu tanpa sadar telah menjatuhkanku Iya, aku mendapati diriku menjadi sombong, menganggap aku lebih bisa dan jauh lebih menarik Dalam upayaku menegur dalam kasih, aku melihat bahwa semuanya kosong Kosong karena aku bukan sedang ingin membangun, tapi menjatuhkan Mungkin tidak ada yang tahu, tapi aku sadar Allah mengetahuinya Allah mengetahui kala aku menjadi tak sabar untuk menunggu orang lain bertumbuh Berpikir bahwa aku tak pernah selambat itu, meski sebenarnya dulu aku juga dalam proses yang sama Slalu aku merindukan, merindukan kesempatan dimana aku menjadi lebih tinggi Menyenangkan untuk dipuji, dihormati, dan dijadikan berharga Tanpa terasa aku mulai membuat Allah menjadi terhalangi oleh bayangku Nyatanya, betapa bodoh aku yang merasa semua itu prestasi Karena sebenarnya itulah kegagalan utama...